Friday, February 18, 2011
Wednesday, January 06, 2010
Future of multimedia
The future of multimedia is related to some indicators. There are three points that excite me, regarding to the future.
1. Miniaturization : personal digital assistant, mobile PC, wearable computers (or combined with human body)
This is a very common trend, that multimedia devices is getting smaller, but the ability become more powerful.
It is no doubt that, in the future, computers or any other multimedia devices become very small. So it is
predictable that tomorrow, someone can "wear" a computer, maybe a sunglasses that can act as a personal assistant or PDA,
a watch that can give us information about our body health, and it is become possible that in the future, computers
can be integrated with human biological body. GPS in our head, so we can get information about locations just by
think about something, and then it showed in front of our own eyes. Or handphone is replaced by our own fingers
(pingkie as mic, and thumb as speaker). Half-robots? Sounds scary but possible.
2. Merging of media, computer and communication tech in online interactive entertainment and information
It is undesputable, that the internet will become the most powerful communication media in the future.
With the new technology of cloud/grid computing (sharing resources and processes through network) we can predict
that the computer and internet will be the backbone of the human life, lets say the improvement of e-government, etc.
3. Advancing the emerging technology
Some technology will be advanced into wide appliances in public services.
Handwriting and natural language recognition in the usage of multimedia computers
more wide usage of 3d interactive holograms especially in telecommunication.
===
Reference : BINUS University Lecture Note on Sistem Multimedia (2007) - www.binus.ac.id
CNN Hologram TV video (2004) - www.youtube.com
Cloud Computing Articles - the internet
Google Grid Articles - the internet
Human Biocomputers Articles - the internet
Saturday, October 20, 2007
KEMAJUAN INDONESIA
Wow, coba lihat negara kita! dalam sebuah kartun di koran Kompas, tepatnya SUKRIBO. (well, semua kartun di Kompas memang memiliki makna yang mendalam!)
Dalam kisahnya, diceritakan saat itu sedang rama-ramainya orang membicarakan kekalahan tim sepakbola Indonesia melawan negara lain. Sukribo berkeliling desanya sambil membawa bendera Indonesia, dan berteriak-teriak "Hidup Indonesia!". Akhrinya sampailah ia pada pos siskamling dimana terdapat 2 orang yang berjaga di pos tersebut.
"Hebat apanya? main bola saja kalah! payah!" kira-kira itulah tanggapan salah satu penjaga. Lalu Sukribo menjawab, bahwa LIHATLAH, kita ini hebat, sudah diserang tsunami, gempa bumi, gunung meletus, korupsi nomor satu, polusi, pengangguran seabreg, rakyat miskin, pemerintahannya jelimet, dll. tapi Indonesia masih bisa berdiri!
Well, sudah sepantasnya kita berbangga hati dengan perkembangan negara Indonesia yang berkembang dan terus berkembang (tidak maju-maju maksudnya). Menurut saya, Indonesia sudah terlalu lama berkembang!
Dengan perkembangan yang lumayan oke dan meyakinkan, program kerja pemerintah yang top cer, dan SDA yang woooow banyaknya sehingga membuat kita terjajah ratusan tahun dan membuat negara lain tergiur, SDM yang tidak bisa dihitung dengan jari, dan kaum terpelajar yang kian kemari kian kritis --> Kok tetap berkembang..? kapan majunya?
Akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa "ada yang salah".
Amat sulit bagi saya yang kehabisan uang untuk membayar warnet untuk menjelaskan sesuatu yang salah di Indonesia, namun, marilah kita tili'i masalah pendidikan.
Kembali ke zaman penjajahan dimana pendidikan merupakan hal yang amat sangat mewah (saat ini juga). Maksudnya, hanya dinikmati oleh kaum bangsawan atau yang punya koneksi dengan kompeni. Bisa disimpulkan bahwa pendidikan kita saat itu dijajah dari segi politik. Well itu dulu. sekarang kan tidak ada koloni! Benar saudaraku! tidak ada koloni yang menjajah kita secara politis, namun Sekarang itu berubah menjadi penjajahan secara ekonomi.
Dalam artian MAHAL.
Well, mendengar salah satu bincang-bincang di Teve saya yang jelek, bahwa sudah sepantasnya dan selayaknya bahwa pendidikan itu mahal, dan itu BOLEH. Namun yang jadi masalah adalah apakah seluruh tanggungan institut-institut pendidikan dibebankan kepada rakyat????
Renungkanlah! tidak sepantasnya demikian.
Pokoknya pada akhirnya kita harus memiliki pemahaman bahwa : Pendidikanlah yang membawa kemerdekaan bagi negara kita, dan kita selayaknya mempertahankan kemerdekaan itu dengan menjadi SEoRANG YANG TERPELAJAR.
Selamat Berjuang! (untuk belajar, dan memohon kepada pemerintah untuk memudahkan kita MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN)
Wow, coba lihat negara kita! dalam sebuah kartun di koran Kompas, tepatnya SUKRIBO. (well, semua kartun di Kompas memang memiliki makna yang mendalam!)
Dalam kisahnya, diceritakan saat itu sedang rama-ramainya orang membicarakan kekalahan tim sepakbola Indonesia melawan negara lain. Sukribo berkeliling desanya sambil membawa bendera Indonesia, dan berteriak-teriak "Hidup Indonesia!". Akhrinya sampailah ia pada pos siskamling dimana terdapat 2 orang yang berjaga di pos tersebut.
"Hebat apanya? main bola saja kalah! payah!" kira-kira itulah tanggapan salah satu penjaga. Lalu Sukribo menjawab, bahwa LIHATLAH, kita ini hebat, sudah diserang tsunami, gempa bumi, gunung meletus, korupsi nomor satu, polusi, pengangguran seabreg, rakyat miskin, pemerintahannya jelimet, dll. tapi Indonesia masih bisa berdiri!
Well, sudah sepantasnya kita berbangga hati dengan perkembangan negara Indonesia yang berkembang dan terus berkembang (tidak maju-maju maksudnya). Menurut saya, Indonesia sudah terlalu lama berkembang!
Dengan perkembangan yang lumayan oke dan meyakinkan, program kerja pemerintah yang top cer, dan SDA yang woooow banyaknya sehingga membuat kita terjajah ratusan tahun dan membuat negara lain tergiur, SDM yang tidak bisa dihitung dengan jari, dan kaum terpelajar yang kian kemari kian kritis --> Kok tetap berkembang..? kapan majunya?
Akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa "ada yang salah".
Amat sulit bagi saya yang kehabisan uang untuk membayar warnet untuk menjelaskan sesuatu yang salah di Indonesia, namun, marilah kita tili'i masalah pendidikan.
Kembali ke zaman penjajahan dimana pendidikan merupakan hal yang amat sangat mewah (saat ini juga). Maksudnya, hanya dinikmati oleh kaum bangsawan atau yang punya koneksi dengan kompeni. Bisa disimpulkan bahwa pendidikan kita saat itu dijajah dari segi politik. Well itu dulu. sekarang kan tidak ada koloni! Benar saudaraku! tidak ada koloni yang menjajah kita secara politis, namun Sekarang itu berubah menjadi penjajahan secara ekonomi.
Dalam artian MAHAL.
Well, mendengar salah satu bincang-bincang di Teve saya yang jelek, bahwa sudah sepantasnya dan selayaknya bahwa pendidikan itu mahal, dan itu BOLEH. Namun yang jadi masalah adalah apakah seluruh tanggungan institut-institut pendidikan dibebankan kepada rakyat????
Renungkanlah! tidak sepantasnya demikian.
Pokoknya pada akhirnya kita harus memiliki pemahaman bahwa : Pendidikanlah yang membawa kemerdekaan bagi negara kita, dan kita selayaknya mempertahankan kemerdekaan itu dengan menjadi SEoRANG YANG TERPELAJAR.
Selamat Berjuang! (untuk belajar, dan memohon kepada pemerintah untuk memudahkan kita MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN)
Wednesday, May 09, 2007
Monday, April 23, 2007
Selamat Paskah!
Tuhan Kita Hidup !
Ia Tidak Tuli !!
Ia Tidak Tuli !!
Cobalah untuk membaca kitab Perjanjian Lama, khususnya Keluaran dan Raja-Raja. Perhatikanlah sikap bangsa pilihan Tuhan, Israel dimana mereka hanya takut dan taat pada Tuhan Allah ketika mereka mendapat berkatNya. Kita ambil contoh saat mereka kelaparan, bisanya hanya bersungut-sungut, bukannya berdoa, kemudian setelah diberi roti manna, barulah mereka bersyukur, tapi tidak lama. Mungkin sikap dari bangsa ini sangat lucu, tetapi perhatikan pula kehidupan kita. Apakah kita juga bersikap seperti bangsa Israel?
Rekan-rekan, berkat dari Tuhan akan terus ia berikan kepada kita sebagai anakNya yang dikasihiNya, namun demikian apakah yang harus kita lakukan? Yesus pernah berpesan, bahwa berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi milik kaisar, dan berikanlah kepada Allah, apa yang menjadi milik Allah. Sesungguhnya Allah memberikan berkat selama kita memintanya kepada Dia yang mahakasih. Sebagai konsekwensinya harus ada ujud syukur, seperti yang dikatakan Yesus tadi, secara konkrit misalnya persembahan, diakonia, perpuluhan, persembahan istimewa, dan lain-lain dalam usaha memuliakan namaNya.
Allah pernah berkata bahwa kita boleh menguji diriNya, apakah Ia tidak membukakan tingkap-tingkap langit untuk menyalurkan berkat bagi kita apabila kita memberikan persembahan? Tidak banyak, dan tidak sulit, hanya sedikit dari berkat yang kita terima kita kembalikan kepadaNya! Ujilah Dia! Ia akan memberikan berlipat ganda kepadamu! Ia Tuhan yang Hidup! Ia tidak tuli!
Rekan-rekan, berkat dari Tuhan akan terus ia berikan kepada kita sebagai anakNya yang dikasihiNya, namun demikian apakah yang harus kita lakukan? Yesus pernah berpesan, bahwa berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi milik kaisar, dan berikanlah kepada Allah, apa yang menjadi milik Allah. Sesungguhnya Allah memberikan berkat selama kita memintanya kepada Dia yang mahakasih. Sebagai konsekwensinya harus ada ujud syukur, seperti yang dikatakan Yesus tadi, secara konkrit misalnya persembahan, diakonia, perpuluhan, persembahan istimewa, dan lain-lain dalam usaha memuliakan namaNya.
Allah pernah berkata bahwa kita boleh menguji diriNya, apakah Ia tidak membukakan tingkap-tingkap langit untuk menyalurkan berkat bagi kita apabila kita memberikan persembahan? Tidak banyak, dan tidak sulit, hanya sedikit dari berkat yang kita terima kita kembalikan kepadaNya! Ujilah Dia! Ia akan memberikan berlipat ganda kepadamu! Ia Tuhan yang Hidup! Ia tidak tuli!
Sunday, March 18, 2007
Salam Damai!
Marilah Mengadakan Perubahan
Marilah Mengadakan Perubahan
Saudara-saudaraku yang terkasih, Sejak kita lahir, dan diberi nafas kehidupan oleh Allah, sampai saat ini, kita telah melakukan banyak sekali hal yang terkadang di luar kehendak Allah. Pada kitab II Korintus, Paulus mengajak kita semua untuk mengadakan 3 perubahan mendasar.
Pertama, Jadilah manusia baru. Ada 3 jenis kematian, yaitu kematian ketika Adam dan Hawa terusir dari taman Eden, kematian ketika kita meninggal dunia, dan kematian ketiga adalah ketika kita mati kekal atau masuk ke dalam neraka. Kita telah mati jenis pertama, tetapi kita dibangkitkan kembali bersama Yesus yang bangkit dari antara orang mati untuk menebus segala dosa kita. Tinggalkanlah kehidupanmu yang lama, dan jadilah manusia baru. Hiduplah seturut kehendakNya.
Kedua, Menilai segala sesuatu dengan skala Tuhan. Selama hidup ini apabila kita sadari, ternyata kita menilai segala perbuatan dengan skala manusiawi, sehingga kita bertindak diluar firman Tuhan.
Ketiga, Jadilah duta perdamaian. Allah menghendaki kita untuk menjadi duta perdamaian antar manusia, layaknya Yesus yang mendamaikan kita dengan Allah ketika hubungan itu hancur berantakan karena dosa manusia saat kematian jenis pertama.
Saudara saudara, tujuan akan hidup ini amat nyata. Hiduplah dalam Tuhan. Amen!
Pertama, Jadilah manusia baru. Ada 3 jenis kematian, yaitu kematian ketika Adam dan Hawa terusir dari taman Eden, kematian ketika kita meninggal dunia, dan kematian ketiga adalah ketika kita mati kekal atau masuk ke dalam neraka. Kita telah mati jenis pertama, tetapi kita dibangkitkan kembali bersama Yesus yang bangkit dari antara orang mati untuk menebus segala dosa kita. Tinggalkanlah kehidupanmu yang lama, dan jadilah manusia baru. Hiduplah seturut kehendakNya.
Kedua, Menilai segala sesuatu dengan skala Tuhan. Selama hidup ini apabila kita sadari, ternyata kita menilai segala perbuatan dengan skala manusiawi, sehingga kita bertindak diluar firman Tuhan.
Ketiga, Jadilah duta perdamaian. Allah menghendaki kita untuk menjadi duta perdamaian antar manusia, layaknya Yesus yang mendamaikan kita dengan Allah ketika hubungan itu hancur berantakan karena dosa manusia saat kematian jenis pertama.
Saudara saudara, tujuan akan hidup ini amat nyata. Hiduplah dalam Tuhan. Amen!
Friday, February 02, 2007
Shalom
Saudara yang berbahagia!
Percayalah pada diri anda, andalah yang terbaik !
Saudara yang berbahagia!
Pernahkah anda merasa bahwa diri anda tidak berarti? Apakah anda merasa kecewa dengan diri yang telah diberikan Oleh Tuhan? Apakah anda pernah merasa, bahwa anda adalah orang yang berkualitas lebih rendah dibandingkan dengan rekan-rekan sekerja anda?
Ada sebuah cerita, pada suatu waktu, hiduplah seorang tukang batu (pekerjaanya menggali batu) di sebuah desa. Ia bekerja untuk sebuah perusahaan pemahat batu yang tidak begitu besar. Pekerjaanya sehari-hari hanyalah kembali ke gua galiannya kemarin untuk melanjutkan memukul-mukulkan palunya ke dinding gua, "tak...tak...tak...tak...", agar batu dapat berjatuhan dan dibawa pulang untuk ditukarkan dengan nasi. Suatu ketika, ia pulang ke rumahnya untuk beristirahat. Dalam perjalanannya, ia melihat sebuah rumah besar, dan pagar yang menjulang tinggi. Kemudian ia mengintip ke dalammnya, dan melihat seorang gubernur sedang dilayani oleh para pembantunya. "Alangkah senangnya menjadi seorang gubernur... Andaikata aku menjadi seperti dia." Tiba-tiba, secara ajaib, ia terbangun di atas kasur, dan sedang dilayani oleh banyak pembantu. Ia merasa heran lalu tersenyum sendiri. Tak lama kemudian, seorang pembantu mengabarkan, bahwa Raja memanggil setiap gubernur untuk memberikan upeti. Sesampainya di istana, ia merenung, "Andaikata aku jadi raja, pasti semuanya tunduk padaku..." Sama halnya dengan kejadian tadi, iappun menjadi raja. Ia kemudian mengunjungi setiap wilayah kekuasannya, sampai ujung, tetapi ia segera menyadari, pakaian seorang raja begitu panas karena matahari amat terik. Ia kemudian mengandai lagi, "Andaikata aku jadi matahari, pasti semua takluk...". Secara cepat ia menjadi matahari. Ia membakar kulit-kulit manusia, dan memanasi isi bumi. Namun, secara lambat tapi pasti, segumpal awan menghalangi sinarnya. Seperti dugaan kita, ia menjadi awan. Namun sayangnya awan amat mudah diterbangkan angin. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi sang angin. Ia menerbangkan awan-awan, menakuti manusia dengan badai dan guntur, dan menghancurkan rumah-rumah dengan topan, namun ia kemudian menabrak batu karang. Ia kalah. Ia kemudian memutuskan untuk menjadi batu karang. Secara percaya diri, ia memegahkan tubuhnya yang dihempas ombak, namun tak terrgoyahkan. "Ini dia yang paling luar biasa. Akulah yang terhebat." Kata-kata itu selalu diam dalam hatinya, sampai ia mendengar sesuatu dari bawah, suara pelan tapi pasti, "tak...tak...tak...tak...".
Ada sebuah cerita, pada suatu waktu, hiduplah seorang tukang batu (pekerjaanya menggali batu) di sebuah desa. Ia bekerja untuk sebuah perusahaan pemahat batu yang tidak begitu besar. Pekerjaanya sehari-hari hanyalah kembali ke gua galiannya kemarin untuk melanjutkan memukul-mukulkan palunya ke dinding gua, "tak...tak...tak...tak...", agar batu dapat berjatuhan dan dibawa pulang untuk ditukarkan dengan nasi. Suatu ketika, ia pulang ke rumahnya untuk beristirahat. Dalam perjalanannya, ia melihat sebuah rumah besar, dan pagar yang menjulang tinggi. Kemudian ia mengintip ke dalammnya, dan melihat seorang gubernur sedang dilayani oleh para pembantunya. "Alangkah senangnya menjadi seorang gubernur... Andaikata aku menjadi seperti dia." Tiba-tiba, secara ajaib, ia terbangun di atas kasur, dan sedang dilayani oleh banyak pembantu. Ia merasa heran lalu tersenyum sendiri. Tak lama kemudian, seorang pembantu mengabarkan, bahwa Raja memanggil setiap gubernur untuk memberikan upeti. Sesampainya di istana, ia merenung, "Andaikata aku jadi raja, pasti semuanya tunduk padaku..." Sama halnya dengan kejadian tadi, iappun menjadi raja. Ia kemudian mengunjungi setiap wilayah kekuasannya, sampai ujung, tetapi ia segera menyadari, pakaian seorang raja begitu panas karena matahari amat terik. Ia kemudian mengandai lagi, "Andaikata aku jadi matahari, pasti semua takluk...". Secara cepat ia menjadi matahari. Ia membakar kulit-kulit manusia, dan memanasi isi bumi. Namun, secara lambat tapi pasti, segumpal awan menghalangi sinarnya. Seperti dugaan kita, ia menjadi awan. Namun sayangnya awan amat mudah diterbangkan angin. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi sang angin. Ia menerbangkan awan-awan, menakuti manusia dengan badai dan guntur, dan menghancurkan rumah-rumah dengan topan, namun ia kemudian menabrak batu karang. Ia kalah. Ia kemudian memutuskan untuk menjadi batu karang. Secara percaya diri, ia memegahkan tubuhnya yang dihempas ombak, namun tak terrgoyahkan. "Ini dia yang paling luar biasa. Akulah yang terhebat." Kata-kata itu selalu diam dalam hatinya, sampai ia mendengar sesuatu dari bawah, suara pelan tapi pasti, "tak...tak...tak...tak...".
Percayalah pada diri anda, andalah yang terbaik !
Subscribe to:
Posts (Atom)